Pasang iklan lebih murah daripada money politics
Dari artikel di The Asia Pacific Media Network dengan judul PDI-P biggest ad spender during election campaign. Sumber berita dari The Jakarta Post, Selasa, April 13, 2004
Artikelnya mengutip data yang dikumpulkan oleh Institut Studi Arus Informasi ISAI (Studies on the Free Flow of Information) menunjukkan bahwa PDI-P sebagai pengiklan teraktif di TV dan Radio selama dua minggu pertama masa kampanye.
PDI-P menayangkan 1,268 spots, melebihi PAN dengan 302 spots dan PKPB dengan 252 spots seperti diungkapkan oleh Agus Sudibyo peneliti dari ISAI.
Mengutip Triawan Moenaf, chairman of Euro RSCG Partnership Adwork Agensi yang membuat iklan PDI-P, mengatakan bahwa walaupun frekwensi dari iklan tersebut tentu membantu, tapi iklan tersebut tidak akan mencapai target audiensnya jika pesan yg ditampilkan tidak didesain untuk sesuai dengan selera publik. It would not have reached the target if the messages had not been crafted "to suit the audience's appetites."
Menurut Agus lagi, di TVRI, Metro TV dan SCTV adalah tiga stasiun dengan iklan partai terbanyak yaitu 704, 476 and 434. Diikuti oleh Indosiar (340 spots), TV7 (340), ANteve (332), RCTI (329), TPI (306), Lativi (263), Global TV (253) and TransTV (249).
TVRI terbanyak? Masuk akal ya karena dia yang jangkauan dan audiensnya paling banyak.
Yang baru kepikir dan lucu juga, ROI (return on investment) dari iklan2x partai ini bener2x bisa diitung hingga satuan nilai setiap suaranya.
Misalnya PDI-P menghabiskan Rp 20 M untuk konsep, produksi dan tayang, diakhir pemilu dia meraih 20 juta suara, maka satu suara bernilai Rp 1000.
MURAH YA! Daripada harus money politic, satu orang minta Rp 20,000 misalnya, lebih murah pasang iklan! :D
Golkar memimpin. Konon kabarnya karena banyak orang yang golput. Mereka lebih pilih untuk pilih saat pemilihan presiden nanti. Tapi apa guna presiden yang bagus... bila mereka yang wakili rakyat enggak becus. Sayang aja...
banyak dr. partai baru yg kejatuhan duren pas didepannya tanpa terkena kebadan.....gak ngira jadi legislatif...conto dr. Partai Demokrat yang memp.figur sangat populer SBY.