July 2004 Archives
Media di Indonesia selama dua minggu terakhir marak dengan berita mengenai upaya "merapatkan barisan" dari dua pasang calon presiden dan wakil presiden (yang bukan Golkar) yang akan maju ke putaran kedua pemilihan presiden pada September dengan partai Golkar, sang pemenang pemilu legislatif.
Dalam politik, koalisi sah saja. Tidak ada kawan atau lawan, kepentingan politik membenarkan cara mencapai tujuan.
Dengan menggandeng partai pemilik kursi terbanyak di DPR (bukannya ingin mengurangi arti Dewan Perwakilan Daerah), bisa dipastikan pemangku kekuasaan eksekutif mendatang bisa melalui lima tahun pertama mereka dengan mulus tanpa kritik, tanpa tekanan dari rakyat melalui wakil-wakil terpilih.
Ada juga partai yang menolak terlibat dengan upaya-upaya koalisi, para anggota bersikukuh untuk tidak menggunakan hak pilih dan menjadi oposan. Menggembirakan. Tetapi lebih terdengar seperti jeritan barisan sakit hati ketimbang keteguhan menegakkan prinsip demokrasi.
Massa mengambang, teman-teman se-Tanah Air yang skeptis dengan siapa pun yang menjadi pemerintah, mungkin tidak akan terpengaruh oleh kasak-kusuk seputar koalisi. Asal saja. Asal masih bisa makan cukup, asal masih bisa berdagang di kakilima, asal ....
"Toh kita sering tidak merasa punya pemerintah. Memang kita punya (pemerintah) waktu Malaysia mendera dan mengusir pulang pencari kerja di sana? Apa kita punya pemerintah waktu saya mendapat kesulitan memperoleh pinjaman bank untuk modal usaha rumahan saya? Apa hak saya sebagai warga negara terlindungi ketika saya harus menjadi anak jalanan dan tidak mendapat pendidikan yang layak?"
Tetapi, bagi mereka yang memilih secara langsung wakil-wakil mereka di DPR dan pasangan presiden dan wakil presiden yang mereka yakini bisa menampung aspirasi mereka, koalisi adalah tamparan keras bagi pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat.
I chose you, not you and them.
Mungkin kita memang tidak membutuhkan pemerintah, atau kabinet pelangi yang lain dimana partai-partai ingin satu atau dua tempat strategis di pemerintahan. Mungkin kita memang hanya membutuhkan satu sistem demokrasi yang memberi ruang kepada kelompok-kelompok masyarakat yang berjuang sendiri untuk akses kepada ekonomi yang lebih baik, kebijakan nasional yang berpihak kepada kepentingan orang banyak, makan lebih kenyang dan tidur lebih nyenyak. Itu pun dengan catatan: tanpa eksekutif yang paranoid.
Demokrasi muda ini sedang mendewasa dan butuh penantang untuk membuktikan seberapa kuat dia bisa bertahan.
Sumber dari Detik.com
Dalam pidato ‘Konsesi Dwi Tunggal Amien Rais-Siswono Yudohusodo’ di Wisma Bidakara, Jl. Gatot Soebroto, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (28/7/2004) Amien Rais sempat mengucapkan selamat kepada dua pasangan Mega-Hasyim dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla yang maju ke putaran kedua.
Pidato Amien ini merupakan pidatonya pertama kali setelah KPU secara resmi mengumumkan hasil pemilihan presiden putaran pertama. Hasil keputusan KPU, pasangan Amien-Siswono hanya menempati rangking empat dengan perolehan suara 17,4 juta suara (14,65%).
Ucapan selamat:
Ucapan terima kasih dan mohon maaf:
Tentang pemilu putaran ke dua:
Sumber berita dari Detik.com
Sebelum kita bahas pengeluaran kampanye masing-masing capres, mari kita bahas bagaimana Detik.com dengan asik melaporkan berita ini dengan kadar bias yang tinggi.
Headline yang digunakan adalah: Dana Kampanye SBY Tak Jelas Rp 10 Juta, Mega Rp 5 Juta
Pemakaian Tak Jelas disitu okelah, karena yang dimaksud adalah dana yang tidak bisa dikonfirmasi asalnya darimana, maka "tidak jelas" walaupun tendensius tapi kurang lebih benar artinya.
Yang lebih parah adalah headline hanya menyebutkan jumlah dana tak jelas dari SBY dan Mega, padahal, di beritanya sendiri tertulis bahwa dana TAK JELAS Amien Siswono mencapai Rp 53.950.000, 5 kali lipat dari dana TAK JELAS SBY.
hehe...
Kembali ke Dana Kampanye Pilpres, Ketua Pokja Dana Kampanye Pilpres Mulyana W Kusumah di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Rabu (27/7/2004) mengumumkan hasil audit dana kampanye pemilu presiden putaran pertama. Kelima tim kampanye capres-cawapres dinilai belum memenuhi ketentuan SK 656 tahun 2003 tentang dana kampanye.
Total jendral pengeluaran para capres untuk kampanye adalah Rp 291,274,705,996 (Rp 291 M)
Yang mengeluarkan dana paling banyak adalah pasangan Wiranto - Sholah yaitu: Rp 86.232.057.005 (Rp 86 M)
Dibawah ini adalah daftar penerimaan dan pengeluaran dari masing-masing capres bersama dana tidak terkonfirmasi (atau dalam bahasa Detik.com: TAK JELAS) yang pengertiaannya adalah: identitas penyumbang ada namun ketika dikonfirmasi tidak bisa
Wiranto-Wahid
Penerimaan Rp 87.711.019.405
Pengeluaran Rp 86.232.057.005
Megawati-Hasyim
Penerimaan Rp 104.844.370.000
Pengeluaran Rp 85.940.551.528
Tidak terkonfirmasi Rp 5.320.000
SBY-Kalla
Penerimaan Rp 71.712.588.310
Pengeluaran Rp 71.225.675.216
Tidak terkonfirmasi Rp 10.261.000
Amien-Siswono
Penerimaan Rp 31.500.424.159
Pengeluaran Rp 31.628.044.127
Tidak terkonfirmasi Rp 53.950.000
Hamzah-Agum
Penerimaan Rp 16.248.561.463
Pengeluaran Rp 16.248.378.120
Penghitungan secara manual hasil Pemilihan Presiden Putaran I telah selesai dan ternyata berjalan cukup ALOT. Sumber dari berita KPU.
Penghitungan yang semula diperkirakan bisa diselesaikan dalam 2 hari ternyata baru bisa diselesaikan dalam waktu lebih dari 3 hari.
- Hari 1 (Sabtu 24 Juli) 10.00 - 22.00
- Hari 2 (Minggu 25 Juli) pembahasan berlangsung dari pukul 20.00 - 1.40 (pagi)
- Hari 3 (Senin 26 Juli) dimulai pukul 10.00-13.00, pukul 15.20 - 18.00, lalu dilanjutkan dari pukul 19.00 - 20.25
Sehinggga akhirnya penetapan dan pengumuman hasil penghitungan manual baru bisa diselesaikan pada malam hari, hari Senin kemarin.
Secara umum jalannya penghitungan suara tingkat nasional ini berlangsung serius dan di sana-sini diwarnai perdebatan atau pembahasan yang alot. Penghitungan suara masing-masing provinsi dibacakan oleh perwakilan KPU provinsi masing-masing.
Saksi Amien Rais – Siswono Yudo Husodo tergolong yang paling sering menyatakan keberatan dengan menunjukkan data hasil rekap yang mereka kumpulkan dari sejumlah provinsi. Mereka juga menyerahkan pada KPU data pembanding dan hasil penghitungan saksi mereka.
Saksi Wiranto-Salahuddin Wahid menyerahkan pernyataan tertulis mereka yang mengajukan judicial review terhadap Surat Edaran KPU No. 1151/15/VII/2004 tentang pengesahan coblos tembus. Mereka juga mengkritik adanya kejanggalan dalam penghitungan dan pelaksanaan Pemilu.
Saksi Megawati Soekarnoputri – Hasyim Muzadi sempat diajukan ketika membahas hasil penghitungan dari Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga provinsi itu ditunda pembacaan rekapnya.
Wakil Ketua KPU Prof. Ramlan Surbakti:
Perbandingan hasil Pemilu Putaran I antara penghitungan Quick Count dari LP3ES, hasil perhitungan TNP dan perhitungan manual dari masing-masing capres.
No | Capres | Manual | TI | Quick Count |
1 | SBY-JK | 33.574% | 33.572% | 33.2% |
2 | Mega-Hasyim | 26.605% | 26.266% | 26.0% |
3 | Wiranto-Sholah | 22.154% | 22.193% | 23.3% |
4 | Amien-Siswono | 14.658% | 14.914% | 14.4% |
5 | Hamzah-Agum | 3.009% | 3.056% | 3.1% |
Tidak terlalu jauh ya ternyata bedanya. Apa sebaiknya putaran II ditiadakan, langsung Quick Count saja? Hehe :)
Anyway, penyebab perbedaan suara antara perhitungan manual dan TI adalah dibawah ini:
- Belum semua TPS masuk ke TNP. Jumlah TPS yang masuk 511,162 baru 90.43% dari TPS yang ada. Sisa 54,100 TPS belum masuk.
- Sejumlah TPS masih menunggu konfirmasi validasi PIN (9,393 TPS)
- Jumlah kecamatan yang TIDAK memiliki sarana entry data 950 kecamatan (Total kecamatan 5,117)
Menurut berita terkini, telah terjadi ledakan di KPU. Baru saja terjadi hari ini.
Sumber berita: Kronologi Ledakan di KPU dan KPU Diledakkan, Hamid Awaluddin Tak Takut
Siapa pelakunya, apa tujuannya, apakah ada korban jiwa, jumlah kerugian dan apa pengaruhnya pada kinerja KPU lainnya masih belum jelas.
Yang sudah jelas adalah FAKTA bahwa bom tersebut diletakkan dan meledak di TOILET WANITA
Fakta ini mempunya beberapa implikasi analisa yang mungkin kita selidiki dan mungkin bisa jadi bahan awal penyelidikan polisi. Beberapa kemungkinan tersebut adalah:
- Pelakunya adalah WANITA, karena untuk seseorang untuk menempatkan bom tersebut di TOILET WANITA, jika ia bukan WANITA pasti menimbulkan kecurigaan kalo bukan menimbulkan kerusuhan.
- Pelakunya PRIA, tapi ledakan ini bertujuan untuk mendeskreditkan WANITA atau mengecohkan penyelidikan bahwa pelakunya adalah wanita. Atau adakah hubungannya dengan kenyataan bahwa salah satu calon presiden adalah WANITA? Walaupun begitu, kemungkinan kedua ini beresiko besar karena berarti seorang PRIA harus masuk ke TOILET WANITA. Resiko ketahuan lebih besar.
- Pelakunya adalah PRIA yang BERDANDAN SEPERTI WANITA, tanpa bermaksud menyinggung para WARIA, kemungkinan ketiga ini cocok karakteristik orangnya, karena siapapun yg meledakkan bom ini pastinya bermental BANCI. Atau pura-pura jadi BANCI.
Jika kemungkinan ketiga itu yang benar, maka penyelidikan perlu dimulai dari para PRIA yang sering menyamar jadi WANITA, mereka ini pasti bisa jadi sumber informasi yang handal untuk menangkap pelakunya.
Apa yang bakal terjadi pada Pemilu Presiden Putaran II bulan September nanti? Kita tentu tidak tahu pasti, tapi beberapa perkiraan sudah mulai muncul. Beberapa diantaranya adalah:
1. Jumlah suara GOLPUT diperkirakan akan turun
Jumlah penganut Golongan Putih (Golput) pada putaran I yang mencapai sekitar 20 juta orang diperkirakan akan menurun pada Pemilu Presiden Putaran II. Hal ini karena disebabkan karena masyarakat menganggap putaran II ini partai final sehingga lebih banyak yang merasa terpanggil untuk mencoblos.
Prediksi ini diungkapkan oleh Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra kepada wartawan di sela-sela acara Seminar Nasional di Gedung Rektorat Universitas Brawijaya Malang, Sabtu (17/7). Sumber Tempo Interaktif 17 Juli
2. Diwarnai "Bola Liar"
Pemilu Presiden II kemungkinan diwarnai BOLA LIAR yang bisa mengubah konstelasi dukungan atas dua pasang calon yang lolos putaran pertama. Tokoh yang populer mungkin akan mengalami penurunan suara secara drastis, dan sebaliknya calon yang kurang populer bisa mendapatkan suara yang meningkat.
Prediksi ini versi Ketua Umum DPP Partai Bintang Reformasi (PBR) Zaenuddin MZ. Sumber Kompas.com
Jadi antara GOLPUT dan BOLA LIAR pilpres putaran kedua nanti akan berlangsungkah?
Atau mungkin ada yang punya prediksi lain?
Detik.com menurunkan berita berjudul Siswono Beri Sinyal akan Merapat ke Mega
Di dalamnya diberitakan bahwa Siswono Yudo Husodo, cawapres pasangan Amien Rais memberi sinyal akan mendukung pasangan Megawati-Hasyim Muzadi. Dia juga menegaskan sikapnya terdahulu tentang bahwa mantan militer belum pas untuk memimpin Indonesia pada periode 2004-2009.
Perlu diingat bahwa ini baru sinyal yang dalam politik bisa berarti dari coba-coba, tes-tes lapangan hingga beneran mendukung.
Jadi dalam pilihan Mega atau SBY, beliau pilih mana? Ternyata masih ditimbang-timbang. Mungkin masih menunggu analisa dan prediksi mana yang akan menang, walau sinyal sih ke Mega, yang pasti tidak GOLPUT
Dari website KPU.go.id diberitakan bahwa Kampanye Pemilu presiden dan wakil presiden putaran kedua diadakan mulai 14-16 September 2004.
Berarti 3 hari saja dan ini pun akan dilakukan dalam bentuk dialog (debat capres?) seperti yang dilakukan oleh calon presiden dan wakil presiden pada kampanye Pemilu presiden dan wakil presiden putaran I dan melalui iklan di media.
Informasi diatas diberikan oleh: Wakil Ketua KPU Prof. Ramlan Surbakti dan anggota KPU Prof. Rusadi Kantaprawira.
Oya, untuk yang bertanya-tanya pemilu putara ke dua itu akan dilangsungkan untuk memilih presiden antara siapa dan siapa, maka PENETAPAN hasil PUTARAN 1 akan dilakukan pada hari Senin 26 Juli 2004.
Dari 26 Juli sampai Sept tidak akan ada kampanye dalam bentuk rapat umum dan arak-arakan.
Dan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan dibawah ini:
- Lalu sejak 26 Juli sampai 14 Sept itu ngapain dong?
- Apakah para calon boleh kampanye dalam bentuk poster/spanduk sejak Juli hingga Sept?
- Bagaimana pengaturan dan format iklan di media elektronik masa kampanye Sept nanti?
- Tema kampanye dialog capres di tiga hari nanti?
Jawabannya adalah:
Belum pasti dan untuk mencari jawabannya KPU akan segera bertemu dengan:
- Panwaslu
- Tim kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden
- Pihak media massa
Setelah pemilihan Presiden tahap pertama berakhir, saatnya bersiap-siap menghadapi pemilu tahap kedua. Pesertanya adalah dua kandidat yang memperoleh suara terbanyak. Yang paling ramai diperbincangkan adalah soal siapa berkoalisi dengan siapa. Padahal sudah banyak kajian yang dilakukan bahwa koalisi, yang berlangsung di tingkat elit partai ternyata tidak diikuti oleh para pemilih.
Yang menarik adalah, kalau menjelang pemilu Presiden kemarin Nahdlatul Ulama [NU] menjadi 'rebutan' karena memiliki massa terbesar. Sekarang keadaan berbalik, Golkar menjadi incaran. Selain karena kandidat mereka hampir pasti tidak lolos ke putaran kedua, jumlah pemilih mereka juga termasuk yang besar [peringkat pertama pemilu legislatif]. Sebagaimana pernah diposting di sini, saatnya kita melihat apakah janji yang terekam itu bermanfaat atau tidak.
Suami Megawati Sukarnoputri, Taufik Kiemas dikabarkan sering 'bertemu' Akbar Tandjung yang Ketua Umum Partai Golkar. Sementara sang istri yang merupakan calon Presiden dari PDIP dikabarkan bertemu dengan Akbar Tandjung di Bali. Tinggal kita tunggu saja apakah Sutjipto masih ingat ucapannya atau tidak. Buat pemilih, sekaranglah saatnya melihat kenyataan dari kalimat yang mengatakan "Dalam politik tidak ada teman atau lawan yang abadi. Yang ada hanyalah kepentingan abadi".
Karena ga pernah mampir ke ruang TNP Pemilu 2004 di Hotel Borobudur yang tutup kemarin, maka gue ga akan pernah tau kalo ga dikasih tau bawah TNP (Tabulasi Nasional Pemilu) memiliki semacam Newsletter yang tersedia setiap hari dan dibagikan gratis oleh TNP pada media.
Untuk yang tertarik untuk lihat, ini ada versi file-nya, edisi terakhir Warta TNP 14 Juli 2004 (PDF file 380KB)
Salah satu yang menarik di edisi terakhir ini adalah artikel pertamanya yang meliput dengar pendapat tentang sistem TI KPU, dengan pembicara Onno W. Purbo, Chusnul Mariyah (KPU), Basuki Suhardiman (KPU), Rahmat Zikri (KPU), Mahmur Suriadiredja (Telkom), dengan moderator Erwin Ramedhan (Kantor Menko Ekuin).
Artikel berjudul Temu Dengar TI KPU: Onno W Purbo Pun Geram ini memuat bantahan dan serangan balik Onno Purbo pada so called pakar IT Roy Suryo.
Roy Suryo seperti dikutip oleh media massa mengatakan ada sejumlah kejanggalan dalam tampilan data IT KPU. Bahkan, menurut dia, ada sejumlah data misterius yang nyelonong masuk ke komputer KPU.
Onno W Purbo:
Mengawali komentarnya, Onno mengatakan pernyataan Roy Suryo tidak pada tempatnya. Roy membidik sasaran tembak yang salah. Data KPU adalah data yang terus berubah. Karena itu perubahan justru harus selalu terjadi. Kalau Roy mau mempersoalkan TI KPU, bandingkan data yang ada di komputer itu dengan data di setiap TPS.
Ketika Roy Suryo mempertanyakan Kang Onno, yang malam ini tampil tidak seperti Kang Onno yang dia kenal (tampaknya Roy heran mengapa Onno membela KPU) maka dengan suara menggelegar menggelegar Onno menjawab:
Yang dibela Onno adalah para petugas data entry yang tersebar di sebagian besar kecamatan di negeri ini. Harus memasukkan data hasil pemilu ke dalam sistem komputer KPU, mereka adalah para siswa SMK, guru, mahasiswa. Mereka telah bekerja keras selama ini meng-input hasil pemilu dari setiap TPS di seluruh Indonesia. Sampai pagi ini, para petugas itu telah menginput lebih dari 103 juta suara dalam proses pemilihan presiden (Pilpres) putaran pertama ini.
Untuk yang tertarik membaca lengkap artikelnya, sekali lagi Warta TNP 14 Juli 2004 bisa di dowload disini (PDF file 380KB)
Artikel lain di newsletter diatas adalah SWARA: Pasang Surut Hubungan Presiden-Parlemen dan PROFIL: Fakhrurrozi Asnawi Tamu Tetap TNP
Oya, tentang Roy Suryo, ini ada profil dari Majalah Pantau dengan judul Roy Suryo, Sang Jagoan.
Profil lengkap tentang Roy Suryo termasuk di mata orang-orang terdekatnya.
Artikel dengan subtitle Dosen multimedia yang dibesarkan media ini, saat itu (saat artikel keluar) digambarkan sebagai lulusan Jurusan Komunikasi di FISIP UGM yang sekarang adalah pengajar mata kuliah fotografi (???) di UGM dan Institut Seni Indonesia yang disukai mahasiswa.
Hehe.. sebagian orang mungkin langsung percaya dan senang membaca berita diatas, sebagian media massa yang lain tidak akan pikir dua kali dalam menuliskan kata PENGHENTIAN yang tendensius daripada DITUTUP misalnya. :)
Anyway, headlines diatas sudah pasti adanya SALAH, dan berita yang lebih akuratnya yaitu Tabulasi Nasional Pemilu (TNP) ditutup, yang mana kurang lebih artinya, pentabulasian suara seperti yang bisa kita lihat di http://tnp.kpu.go.id dan ruangannya yang berlokasi di Hotel Borobudur yang sudah diberhentikan.
Jadi bukan dihentikan, yang mana seolah-olah ada pihak lain yang memberhentikan.
Beritanya dari detik.com bisa ditemukan disini TNP Ditutup, Di Pilpres II KPU Tetap akan Hitung Suara Secara TI
Beberapa catatan dari artikel diatas:
- Tabulasi Nasional Pemilu (TNP) untuk pemilihan presiden (pilpres) putaran pertama telah secara resmi ditutup oleh KPU. Penutupan TNP ini dilakukan oleh Ketua KPU Nazaruddin Sjamsuddin di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (15/7/2004). Hadir dalam penutupan TNP, Menlu Hassan Wirajuda mewakili Presiden Megawati yang berhalangan hadir. Sampai pukul 13.00 WIB, TNP sudah mulai ditutup dan beres-beres
- Ketua KPU Nazaruddin Sjamsuddin: KPU akan tetap menyelenggarakan penghitungan lewat TI dan menayangkan TNP di Hotel Borobudur pada pilpres putaran kedua.
- Menlu Hassan Wirajuda: Penyelenggaran pemilu legislatif dan pemilihan presiden mendapat perhatian yang luar biasa dari para koleganya, terutama para menlu dari negara asing. Perhatian ini tidak lain, karena pemilu berlangsung aman. Para menlu itu mengaku takjub bahwa pertemuan menlu negara-negara Asean di JCC , Jakarta yang berlangsung menjelang pemilu, sama sekali tidak terusik dengan hangar bingar politik.
Masih tentang masalah penghitungan suara di KPU dan proses verifikasinya dibawah ini bersumber dari website KPU, Data di TNP dan yang Dikirim oleh PPK Bisa Selisih Karena Data Center KPU Perlu Melakukan Verifikasi
- Hingga pukul 8 pagi tanggal 14 Juli telah 495.797 TPS dari 4.503 kecamatan (Panitia Pemilihan Kecamatan/PPK) terkirim dan ditampilkan di situs Tabulasi Nasional Pemilu (TNP) Presiden. Ini berarti tinggal sebagian kecil saja yang belum diterima.
- Anggota Tim TI KPU Basuki Suhardiman: Belum semua data yang diterima Data Center tersebut bisa ditampilkan di TNP karena masih ada sekitar 30.000 TPS yang masih harus diverifikasi. Caranya, data yang masih mengandung ketidakbenaran disampaikan kembali ke KPUD kabupaten/kota untuk memverifikasi apakah data data tersebut benar atau tidak. Itulah sebabnya kadang-kadang terjadi selisih waktu yang cukup lama antara pengiriman dari PPK dan penayangannya di TPN.
- Anggota KPU TI, Chusnul Mar’iyah: Operator TI KPU tidak akan melakukan perubahan apa-apa terhadap angka-angka hasil penghitungan suara seperti yang dikhawatirkan banyak pihak. Bila memang ada perubahan hal itu dilakukan oleh KPU daerah dan selalu harus disertai berita acara resmi KPU daerah setempat. Penegasan ini diberikan untuk menanggapi kekhawatiran atau tudingan bahwa data yang ditampilkan di TNP bisa diubah atau dimanipulasi.
Masih (lagi-lagi) dari detik.com
Disinyalir, bom rakitan yang meledak kemarin (14/07/2004) di Bandung, menurut pengamat intelijen, Suripto memiliki motif politik. Pelakunya adalah... (eng ing eng).. pendukung capres yang kecewa!.
Saya ga tahu pak Suripto ini siapa dan kepakarannya di bidang intelejen udah sampai mana (mantan staf Badan Koordinasi Intelijen Negara - Bakin), tapi sinyalemen kecewa trus maen bikin dan meledakkan bom ini bisa disimpulkan dalam satu kata yaitu: PAYAH dan bisa dikomentari dalam rangkaian kata pendek-pendek yang bisa disambung melambangkan suatu suara yang terkekeh-kekeh yaitu: hehehehe...
Pak Suripto, mengungkapkan analisa beliau dalam dalam talkshow Magic Breakfast detikcom-Radio Ramako, Kamis pagi (15/7/2004) dia mengatakan:
Bom yang kemarin meledak tersebut terjadi di Jalan Braga dan Rumah Matahari yang jarak keduanya hanya 30 meteran.
Alternatif penjelasan lain? Kabareskrim Mabes Polri menyebutkan belum ada indikasi ledakan itu berkaitan dengan pilpres. Ledakan itu lebih pada protes terhadap PERJUDIAN yang marak di kawasan itu.
Jadi mana yang benar? Dan ngomong2x kabareskrim itu singkatan apa? :D
Berita dari Detik.com
Satu-satunya capres yang sampai sekarang berani memastikan posisinya di pemilihan presiden putaran ke satu kemarin, sekarang telah menjadi capres pertama yang memberikan dukungannya pada capres lain untuk Pemilu Putaran ke 2
Ketua Umum PPP Hamzah Haz telah menyatakan komitmennya mendukung Megawati Soekarnoputri sebagai capres dalam pemilihan presiden di putaran kedua yang akan dikuatkan dalam rapat khusus PPP Rabu (14/7/2004) besok hari.
Seperti diungkapkan oleh Wakil Sekjen PDIP Pramono Anung usai menghadiri pertemuan antara Hamzah Haz dengan Megawati di kediaman Megawati, Jalan Tengku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, hari ini Selasa (13/7/2004):
Lengkapnya disini
Setelah dalam pemilu Putaran I 5 Juli 2004 kemarin PKS memberikan dukungannya pada pasangan Amien-Siswono di hari-hari terakhir, terbetik berita kini dalam Pemilihan Presiden Putaran 2 PKS akan memberikan dukungannya pada SBY.
Berita ini didapat dari dua media yaitu Indopos dan Pikiran Rakyat, pencarian lainnya di Google tentang tidak memberikan hasil sedang website resmi PKS (www.keadilan.or.id) juga tidak memberikan keterangan apa-apa (tapi memang website ini agak lambat di update).
Di Indopos pada berita berjudul PKS Condong ke SBY hari Minggu, 11 Juli lalu dinyatakan bawah Sekjen PKS Anis Matta mengatakan bahwa partainya sangat mungkin tidak memilih opsi oposisi, tetapi mendukung SBY-JK
Sedang Pikiran Rakyat menurunkan berita dengan judul PKS Batal Jadi Oposisi syaratkan dukungan pada SBY-Kalla, dengan sumber berita yang sama yaitu Sekjen PKS Anis Matta dalam pernyataannya pada wartawan dalam acara peluncuran buku yang digelar PKS di Gedung Perpustakaan Nasional, Jalan Salemba Raya Jakarta Pusat, Sabtu (10/7).
Menurut Anis, PKS akan menunggu hasil final penghitungan suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Setelah itu, PKS kembali akan melakukan Musyawarah Majelis Syura untuk kemudian menentukan sikap selanjutnya. Di situlah, imbuh Anis, pihaknya menggodok langkah apa yang layak diambil.
Beberapa petikan lainnya dalam pernyataan Anis Matta ini dari dua berita diatas:
1. Tentang Amien Rais
Menurut Anis, kekalahan Amien juga tidak lepas dari sosok Amien yang intelektual. "Dalam politik, kita butuh orang kuat untuk mengeksekusi keputusan. Pak Amien itu kemampuan eksekusinya di bawah kemampuan intelektualnya
2. Tentang posisi oposisi
Dijelaskannya, dalam sejarah pergerakan Islam di dunia, bila mengambil sikap oposisi, ternyata kelompok Islam sering mempunyai pengalaman pahit. Hubungan dengan negara menjadi tidak harmonis. Dia mencontohkan gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir yang tidak memiliki hubungan baik dengan pemerintah di sana.
"Jika itu yang terjadi, yang rugi kita sendiri. Sehingga, konflik dengan negara adalah kontraproduktif dan merugikan Islam sendiri. Harus ada interaksi antara negara dan Islam," jelasnya.
3. Tentang pilihan PKS pada Pilpres Putaran 2
Ahh keliatannya Pak Anis Matta ini adalah seorang "politikus yang cerdas", pantes jadi sekjen. :D
Pada hari H penghitungan suara tanggal 5 Juli 2004, suara yang masuk pertama kali adalah dari 2 TPS KHUSUS di Kabupaten Jember (khusus karena ini TPS di dalam Penjara/Lapas Jember).
Suara yang masuk sekitar jam 11.00 ini masuk sebelum penghitungan suara seharusnya dilakukan menurut ketentuan KPU yaitu pukul 13.00, dan hal ini menjadi sumber kecurigaan ada sesuatu yang "salah" di KPU.
Hehe.. padahal TPS di Jember ini, pada hari tersebut disebut "berprestasi" sebagai juara pertama TPS tercepat yang memasukkan suara, eh, beberapa hari kemudian justru jadi masalah.
Dibawah ini copy email penjelasan dari KPU Kabupaten Jember bersumber dari sebuah mailing list menjelaskan alasan mereka melakukan penghitungan lebih cepat (alamat email sengaja dipasang supaya bisa dihubungi, dan bold itu dari gue).
Date: Sun, July 11, 2004 3:22 pm
To: situngjatim@yahoogroups.com
Ass wr wb,
Ribut-ribut yang terjadi di Jakarta mengenai data entry dari 2 TPS di Kab Jember cenderung tidak pada proporsinya dan mengarah pada politisasi. Data entry tersebut benar dari Kab. Jember, yaitu dari 2 TPS Khusus di Penjara/Lapas Jember.
Proses penghitungan memang dilakukan jauh sebelum jam 13.00 WIB hal ini dilakukan karena jumlah pemilih yang terbatas dan semuanya sudah mengunakan hak pilih jauh sebelum jam tersebut.
Selain didasarkan pada kesepakatan antara KPPS dan Saksi dari Pasangan Capres/Cawapres secara jujur hal itu menyalahi keputusan KPU Nomor 37 Pasal 33 yang tidak memperkenankan penghitungan sebelum jam 13.00 WIB. Namun keputusan tersebut tidak bisa diperlakukan secara saklek, karena realitas di lapangan berbeda sama sekali, apalagi di TPS Khusus.
UU Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sama sekali tidak menyebutkan larangan penghitungan suara sebelum jam 13.00 WIB hal itu hanya diatur di dalam keputusan KPU saja, sehingga tidak melanggar Undang-Undang. Coba ditelaah UU Nomor 23 Tahun 2003, Bagian Kedua Pasal 58 tentang penghitungan suara.
Oleh karena itu perdebatan diatas menjadi sesuatu yang kontra produktif dan tidak membumi sama sekali, sehingga yang semula prestasi menjadi masalah yang dipelintir untuk menghantam KPU. Terlebih yang ikut nimbrung bukan saja orang-orang yang berkompeten tapi kelompok-kelompok kepentingan yang sejak awal mendelegitimasi KPU, sebagai penyelenggara Pemilu.
Bersama ini kami sampaikan data-data real tentang masalah tersebut.
Wassalam
Di luar itu, IMHO, KPU sebenernya bisa lebih berhati-hati lagi untuk menghindari segala kemungkinan kecurigaan, karena setitik "keanehan" atau yg dibuat seolah-olah aneh, bisa jadi bahan politisasi semua pihak yang berkepentingan.
Dari artikel tentang Pemilu Presiden Indonesia di Economist.com dengan judul Crooning to victory?
Dibawah ini gue kutip beberapa hal yang menyatakan dan sedikit mengingatkan bahwa gimanapun juga, pelaksanaan pemilu kemarin adalah sebuah prestasi untuk Indonesia. :)
Kalo Indonesia berlokasi di Timur Tengah, puja puji ini pasti lebih luar biasa lagi, ternyata oh ternyata orang Islam juga (mayoritas Islam) bisa berdemokrasi. :)
Teman-teman sebangsa setanah air. Hari ini tanggal 8 Juli 2004 adalah hari ketiga sejak kita sama-sama memberikan suara pada pemilu yang disebut masyarakat dunia sebagai pemilu satu hari paling rumit dalam sejarah demokrasi.
Dalam kesempatan ini saya ingin memberikan selamat pada seluruh bangsa Indonesia yang telah berhasil melaksanakan pesta demokrasi ini dengan selamat, aman, dan tanpa korban jiwa yang signifikan. Pemilihan presiden langsung adalah sebuah acara yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya dan sebuah prestasi yang luar biasa mengingat 6 tahun lalu kita masih berada dalam bentuk demokrasi semu.
Penghitungan suara memang belum selesai, tapi kita semua rasanya sudah bisa mengira-ngira siapa yang akan maju ke putaran kedua, karenanya ijinkan saya untuk mengucapkan selamat pada Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Megawati yang akan melaju ke putaran ke dua pemilu presiden ini, yang mana salah satu diantara mereka akan menjadi Presiden Indonesia yang memimpin kita semua keluar dari krisis multi-dimensi ini.
Ada dua pilihan yang masih saya pertimbangkan saat ini. Menyatakan diri sebagai kekuatan oposisi pada pemerintahan yang akan terbentuk akhir tahun ini atau memberikan dukungan saya kepada salah satu calon presiden yang akan ditentukan pemenangnya September nanti.
Masing-masing pilihan mensyaratkan konsekuensi yang harus kita sama-sama pikul dan pasti akan saya pikirkan baik-baik.
Sementara itu, perkenankan saya menyampaikan sesuatu, saudaraku, para pendukungku, baik itu dari Muhamadiyah, NU, PKS maupun dari golongan manapun, janganlah berkecil hati, janganlah perilaku supporter sepakbola yang membuat kerusuhan ketika kalah kita ulang disini, janganlah menjadi bitter kata orang bule.
Biarkanlah kekalahan ini mendewasakan kita, membangunkan kita. Tidak ada yang salah dengan rakyat, kekalahan ini adalah bukti bahwa demokrasi berjalan dengan sempurna. 150 juta teman-teman kita dengan bebas memberikan suara pada pemilu kemarin. Reformasi tidak akan mati hanya karena saya tidak terpilih. Perubahan tidak akan mandeg karena bukan saya yang jadi presiden. Sejarah tidak berhenti hanya karena seorang Amien Rais.
Mari kita sama-sama tegakkan kepala dan merasa sebagai bagian dari bangsa ini, yang kalah dalam pemilu yang bersih. Kita terima kenyataan ini dengan dewasa dan besar hati. Kita semua sama-sama kecewa tapi jangan kita kotori usaha kita selama ini dengan kecurigaan-kecurigaan pada KPU, dengan kepahitan tuduhan kecurangan, dengan kemarahan.
Dari dasar hati yang paling dalam, saya mengucapkan terima kasih pada anda yang telah memberikan suaranya untuk mendukung saya dan dengan ini saya berjanji untuk tidak melupakan dukungan tersebut sampai kapan pun!
Mari kita buktikan pada semua orang bahwa pendukung Amien Rais adalah manusia-manusia berkualitas tinggi yang mampu kalah dan mampu bangkit kembali. Yang akan bekerja dan berusaha dengan baik di posisi apapun. Yang mengerti bahwa jalan panjang untuk Indonesia yang sejahtera, makmur, adil untuk semuanya ini baru dimulai.
Indonesia yang lebih baik ada didepan mata kita semua, mari kita sama-sama bangun, mari kita sama-sama jaga.
Terima kasih.
CNN: Susilo holds lead in Indonesia
New York Times: Ex-General Is Expected to Face Tough Battle in Indonesia Runoff
"I have to conduct a more effective campaign, and communicate better with the camps who did not make it into the second round,'' General Yudhoyono, 54, said.
But Daniel Sparringa, a political sociologist at Airlangga University, said Yudhoyono remained in a strong position for the runoff. Sparringa contended that Megawati had moved up quickly because of an anonymous smear campaign against Yudhoyono. Spread by cell phone text messages and leaflets, the campaign accused him of supporting strict Islamic law and being insensitive to non-Muslim minorities. Sparringa did not blame Megawati for the attacks.
Blog Pemilu 2004 ini masuk media massa lagi, kali ini di Jakarta Post, thanks to teman-teman yang baik hati disana :).
Aritkel yang berjudul HOW INTERNET-SAVVY ARE THE CANDIDATES? ini bercerita dan menyesalkan sedikit kenapa para tim sukses kampanye tidak mengoptimalkan kampanye mereka di Internet.
Di bagian akhir ada sedikit saran-saran tentang apa yang mereka bisa lakukan untuk menggalakan massa dan memenangkan opini publik di Internet.
Artikel diatas bisa diakses disini.
Sejauh pengamatan gue sampai sekarang, pendukung Amien Rais dan PKS adalah mereka yang paling internet friendly dan prominent kehadirannya di Internet. Untuk PKS misalnya terbukti dengan paling banyaknya website PKS dari masing-masing negara dan masing-masing cabang.
Untuk pemilu presiden putaran kedua nanti, ada baiknya calon yang bertanding nanti (SBY dan Mega mungkin?) mengoptimalkan usaha online-nya untuk mengcapture para pemilih Amien dan PKS ini.
Artikel lengkap dikopi dan bisa dibaca di bawah ini.
Tidak ada yang menduga sebelumnya kalau masalah lipatan kertas suara bisa bikin blunder Pemilu kali ini. Malah ada yang sampai minta KPU agar mengundurkan diri.
Kalau mengikuti berita penghitungan suara di televisi kemarin, hampir semuanya memberitakan soal kericuhan yang terjadi di beberapa TPS. Ini menyangkut soal sah atau tidaknya kertas suara yang tercoblos di dua sisi. Sebagaimana diketahui, kertas suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden berisi 5 pasang foto pasangan calon. Sudah pasti ukurannya menjadi lebar, meski masih kalah lebar dengan kertas suara pada saat pemilu legislatif, April kemarin.
Entah kerena terburu-buru atau kerena tidak tahu, banyak kertas suara yang mengandung lubang coblosan lebih dari satu buah. Satu di kotak pasangan calon dan satu lagi, berada di atas pasangan calon yang ditusuk. Bisa dipastikan hal ini terjadi karena para pemilih langsung mencoblos kertas suara tanpa terlebih dahulu membuka keseluruhan kertas suara yang dilipat horisontal. Akibatnya dalam perhitungan terjadi perdebatan akibat perbedaan penafsiran dari peraturan sah atau tidaknya suara.
Menyikapi hal ini KPU bergerak cepat dengan menerbitkan surat keputusan yang menyatakan kurang lebih, "selama lubang coblosan yang lebih dari satu itu berada di kotak pasangan calon serta tidak mengenai calon lain, suara dianggap sah". Namun hal ini masih kurang cepat karena tidak semudah itu menyebarkan selembar surat ke seluruh TPS yang tersebar di seluruh Indonesia. Ujungnya, terjadilah kericuhan itu. Akhirnya banyak TPS yang terpaksa harus mengulang penghitungan suara.
Terus terang, hal ini musti disesali. Mengingat semestinya hal seperti ini bisa di eliminasi. Karena kejadian hampir mirip berlangsung pada saat Pemilu Legistatif kemarin. Namun menyalahkan KPU semata, mungkin kurang tepat. Karena bagaimanapun peran masyarakat yang ceroboh dan langsung mencoblos tanpa terlebih dahulu membuka lebar-lebar kertas suara, turut andil dalam kericuhan ini.
Ada baiknya semua pihak menyikapi hal ini dengan bijaksana. Karena toh tidak ada pihak yang dirugikan. Serta menyuruh mundur KPU di tengah jalan, juga bukan jalan keluar yang baik. Tapi menghadapi putaran kedua Pemilu Presiden [kalau ada] KPU harus melakukan sosialisasi lebih banyak lagi. Masyarakat juga musti lebih berhati-hati. Demikian juga komponen lain dalam Pemilu. Seperti Panwaslu, lembaga pemantau serta media. Dan yang terakhir, entah berhubungan atau engak, tim kampanye para calon mungkin bisa mengalokasikan dana kampanyenya untuk mengedukasi masyarakat soal bagaimana mencoblos yang baik dan benar.
Dari Detik.com
Diberitakan bahwa hasil analisa quick count (perhitungan cepat) LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial) memastikan bahwa pasangan SBY-Kalla akan masuk ke putaran II (dua) pemilihan presiden sedang Amien Rais dan Hamzah kemungkinan besar tersingkir.
Quick count LP3ES yang dipublikasikan kemarin, Senin (5/7/2004) pukul 23.00 ini berdasarkan suara dari 2500 TPS di seluruh Indonesia dimana hasilnya adalah:
- SBY 33.90%
- Megawati 24,90%
- Wiranto 23,80%
- Amien Rais 14,60%
- Hamzah Haz 2,80%
Nah, pertanyaan menarik nih, suara pemilih Amien Rais dan PKS akan diberikan ke siapa pada putaran ke 2 nanti? :)
Sampai sekarang (jam 18.00) belum ada hasil resmi perhitungan sementara dari website KPU.
Link-nya sudah tersedia, tapi sayangnya belum bisa diklik.
Yang sudah masuk baru laporan-laporan sendiri-sendiri dari TPS-TPS di seluruh Indonesia yang dapat dilihat salah satunya di Detik.com dan Kompas.com:
DETIK:
Mega Sementara Unggul di Surabaya, SBY di Posisi Dua
Mega vs SBY Bersaing Ketat di Bali
KOMPAS:
SBY dan Amien Bersaing Ketat di Ibu Kota
SBY Sementara Unggul di Sulsel
Info dari berita Kompas juga, Tabulasi Pembanding: Amien dan SBY Bersaing diberitakan juga bahwa di Tabulasi Nasional Pemilu-Pembanding hasil data yang dikumpulkan oleh tim sukses Amien Rais-Siswono melalui SMS bisa juga dijadikan sumber informasi sementara mengenai hasil perhitungan suara.
Tabulasi Nasional Pemilu-Pembanding ini bisa diakses di:
http://amien.totalindo.co.id/
UPDATE 06/07/2004 06:38:
Hasil perhitungan suara sementara Pemilu Presiden Putaran I (Pertama) hingga pagi ini bersumber dari KPU 06-07-2004 06:15:22 WIB telah terhitung 13.460.897 suara dengan komposisi:
- Yudhoyono - Kalla (4) 4.466.601 suara (33.18 %)
- Megawati - Hasyim (2) 3.585.471 suara (26.64 %)
- Wiranto - Wahid (1) 3.141.836 suara (23.34 %)
- Amien - Siswono (3) 1.816.834 suara (13.50 %)
- Hamzah - Agum (5) 450.155 suara (3.34 %)
(Website Komisi Pemilihan Umum sampai saat ini, masih belum menyajikan langsung hasil perhitungannya)
Headlines lainnya:
Pemilu kali ini, seperti pemilu bulan April kemarin sayangnya harus kita laksanakan di Bangkok, Thailand. Sayang karena ga bisa rame-rame merasakan suasana Pemilu di Indonesia.
Pelaksaaan pemilu untuk Bangkok dilakukan di KBRI Bangkok.
Jam 09.30 kita sudah sampai dilokasi dan ngantri sebentar langsung memberikan suara disusul dengan sarapan di Kantin KBRI yang menunya pagi itu rendang! :)
Dibawah ini ada beberapa foto dan kalo kamu punya foto-foto pemilu juga bisa dikirim ke gue untuk dipasang di Blog Pemilu 2004 ini. (Alamat email ada di blog ini).
Hasil pemilu presidennya sendiri (atau PILPRES) sepertinya baru bakal terlihat di website KPU nanti malam (link hasil pemilu ini sudah tersedia tapi belum jalan). Karena penghitungan suara di masing-masing TPS juga baru akan dilakukan jam 13.00, sedang di Bangkok malah jam 16.00.
Sebelum masuk KBRI Bangkok, agar tertib, kita perlu ambil kartu tamu dulu, ditukar dengan kartu indentitas.
Ini kartu pemilih gue dari April kemarin, kayaknya bakal dipake lagi nanti September di Pemilu Presiden putaran ke 2 :)
Sebelum masuk lokasi TPS yg diadakan di sport hall KBRI Bangkok, ini gue pamer kartu pemilih :)
Bawa kamera ke bilik suara? Siapa takut hehe, ini surat suara sebelum dicoblos
Ini suasana TPS tempat pemungutan suara pemilihan presiden di Bangkok dilaksanakan.
UPDATE 06/07/2004:
Di Bangkok, Amien menang tipis dari SBY. Beritanya ada di Detik.com
Hasil akhir TPSLN Bangkok seperti ini:
Jumlah Pemilih 362
- Amin Rais - Siswono 120 suara
- SBY- Jusuf Kalla 117 suara
- Megawati-Hasyim Muzadi 113 suara
- H. Wiranto- Ir. H.S. wahid 9 suara
- Hamzah Haz - Agum 1 suara
Suara tidak sah 2 suara.
Belum termasuk via pos sejumlah 22 pemilih.
Gue rasanya sudah pasti tidak pada tempatnya untuk bisa ngasih nasihat sebaiknya milih calon presiden yang mana pada pemilu senin nanti 5 Juli 2004.
Tapi dibawah ini mungkin ada tips yang bisa diikuti untuk akhirnya menentukan pilihan.
- Berhenti melihat dan mendengarkan TV, koran, radio, polling, komentator dan coba lupakan semua berita dan informasi yang kamu dengar tentang para kandidat.
- Tanyakan pada orang terdekat kamu, pasangan capres mana yang akan mereka pilih. Orang tua, suami, istri, sahabat. Jangan tanyakan alasannya, jangan tanyakan "Kenapa?" cukup tanya siapa yang akan mereka pilih.
- Ingat masih banyak waktu untuk menentukan pilihan, kalo kamu belum yakin, sampai hari seninnya pun, 5 menit sebelum kamu masuk bilik mencoblos kamu masih bisa merubah pilihan. Tidak ada sebab kamu harus menentukan pilihan kamu secepat mungkin.
- Dan terakhir, ingat bahwa 5 orang capres yang ada saat ini (bagaimanapun juga) adalah orang-orang terbaik bangsa ini. Mereka yang cukup pintar, cukup cerdas, cukup pantas, cukup terpercaya dan cukup beruntung dari 250 juta orang lainnya di negri ini untuk melakukan sesuatu, untuk bertanggung jawab bagi penghidupan kita semua. Mereka telah memberi janjinya untuk membawa kita semua ke tempat yang lebih baik, maka sudah sepantasnyalah kita membalas niat baik mereka dengan memilih yang terbaik diantara mereka.
Kalo kamu tertarik dengan semacam kuis yang mengajukan pertanyaan2x untuk mencoba melihat siapa yang sebenernya kamu ingin pilih, kamu bisa download kuis flash yang dibuat oleh XCR, disini
Berakhir sudah debat Calon Presiden tahap pertama. Sebagai sebuah langkah awal, acara semalam bolehlah dipuji dan selanjutnya perlu didukung. Namun bukan berarti tidak memiliki kelemahan dalam pelaksanaannya yang ternyata banyak sekali.
Dilihat dari tempat pelaksanaan yang di Hotel Borobudur, sebenarnya menjanjikan. Namun kenyataannya pengelolaan tata ruangnya payah. Pencahayaan jelek, backdrop yang sepertinya standard sekali [kalau tidak bisa dikatakan asal ada]. Dan karena disiarkan langsung, panitia [KPU] bekerjasama dengan TVRI dan RRI. Inilah yang disayangkan banyak pihak. Karena sudut pengambilan gambar yang payah. Bahkan untuk salah satu kandidat malah terkesan merugikan karena gambar yang muncul goyang.
Jalannya dialog [nama resmi yang dipakai] juga menyedihkan. Kelihatan kalau kedua belah pihak yang berdialog belum memahami aturan main. Panelis yang guru besar dari universitas ternama malah memberi pertanyaan yang tumpang tindih. Moderator yang diharapkan bisa mengarahkan [plus mempermanis tampilan panggung] malah terkesan kaku.
Sangat disayangkan sikap KPU yang tidak mengemas acara sepenting ini dengan bungkus yang lebih baik. Padahal hampir setiap hari dalam masa kampanye Pemilu Presiden ini, ada acara sejenis debat.
Hal bagus yang bisa ditarik dalam acara semalam hanyalah, ketiga kandidat yang akan tampil malam ini memiliki waktu untuk memperbaiki apa yang belum 'keluar' kemarin. Dan mudah-mudahan pemilih mendapat manfaat banyak malam ini.
Laporan sedikit kinerja (ciyeh) Blog Pemilu 2004 ini.
Bulan Juni kemarin, unique visitors Blog Pemilu ini melebih recordnya pada bulan April 2004 (3125 unique visitors) yang didorong oleh pengunjung yang mencari hasil pemilu legislatif.
Bulan Juni ini, mungkin karena didorong oleh excitement kampanye dan pemilu presiden 5 Juli, senin nanti, jumlah unique visitors mencapai 3551 pengunjung.
Yang perlu dicatat justru adalah jumlah halaman (page views) yang melonjak hampir dua kali lipat dari Apr (12,554 pages) dimana pada bulan Juni mencapat 21,142 halaman yang dilihat oleh pengunjung.
Begitu juga jumlah kunjungan dari 7,118 kunjungan naik ke 9,422 yang artinya banyak pengunjung yang mengunjungi berulang kali.
Secara rata-rata setiap pengunjung melakukan kunjungan sebanyak 2.65 kali sambil melihat 2.24 halaman.
Rata-rata pengunjung per hari adalah 314 pengunjung
Sedang keywords (kata kunci) yang paling sering digunakan oleh pengunjung ketika menemukan blog ini yaitu selama bulan Juni 2004 adalah:
- amien rais (196 kali)
- partai demokrat (189 kali)
- pemilu 2004 (127 kali)